aksi nyata modul 3.1.a.10 pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelanaran

Aksi Nyata Modul 3.1.a.10 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Oleh : Adri Gustina,S.Pd

CGP Angkatan 4

Kab. Pesisir Selatan

2022

Peristiwa ( Facts )

Latar belakang situasi yang saya hadapi di SMA Negeri 3 Painan berawal di bulan Mei 2022 saya mengajar materi geografi kelas X dengan kompetensi dasar dinamika hidrologi serta dampaknya terhadap kehidupan. Sebelum pandemi  covid19 terjadi, biasaya saya membawa murid saya untuk belajar di luar lingkungan sekolah, melihat kenampakan alam yang berkaitan dengan dinamika hidrologi. Sekarang ini, sudah tahun ke 3 saya belum membawa murid untuk belajar di alam. Proses pembelajaran sudah normal tatap muka seperti biasa, hal tersebut menjadi  dilema etika bagi saya, dimana saya sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu membuat keputusan yang tepat untuk mngembalikan semangat,motivasi,sikap dan prestasi peserta didik.  Untuk pelajaran geografi saat sekarang ini, terlihat murid merasa jenuh, kurang bersemangat dalam belajar, masih ada efek belajar jarak jauh yang sering komunikasi di dunia maya dengan murid, akibatnya murid kurang aktif dalam pembelajaran, keakraban antara murid dan guru juga longgar, pembelajaraan terasa monoton hanya di ruang kelas saja. 

Untuk itu,  saya berencana untuk membawa murid studi lapangan agar tujuan pembelajaran pada KD Hidrologi dapat tercapai dengan baik. Murid-murid sangat senang dan antusias ingin pergi studi lapangan.  Dengan kolaborasi bersama rekan guru IPS lainnya yang mengajar kelas X sepakat untuk membawa murid kelas X, studi observasi ke Kab. Solok dan sekitarnya.  Namun ada beberapa kendala dalam menjalankan aksi, studi observasi/lapangan ini, kami selaku guru pendamping murid mestinya mengajukan proposal studi observasi kepada kepala sekolah dengan unsur pimpinan, izin rekomendasi orang tua, dan surat isin dari Dinas Pendidikan Wil VII Pesisir Selatan. 

Sering berjalan pengurusan persetujuan studi observasi, satu hari menjelang keberangkatan setelah kepala sekolah menyetujui, ternyata ditelururi unsur pimpinan sekolah bahwa bukti fisik orang tua mengizinkan murid untuk pergi studi observasi belum ada. Hal ini juga menjadi dilema etika bagi saya,  sekolah saya adalah sekolah berasrama yang tidak ada interaksi langsung dengan orang tua, sehari-hari siswa hanya di sekolah, mesjid dan asrama aktivitasnya. Karena pada saat itu saya tidak memperlihatkan surat izin orang tua murid kepada kepala sekolah, dengan segera saya bersama  rekan guru IPS bekerjasama mengumpulkan izin orang tua murid dengan masuk kelas memberikan informasi agar murid langsung hubungi orang tua, begitu juga dengan wali kelas juga ikut membantu menginformasikan via WaGroup bahwa Orang tua murid masing-masing  agar dapat memberikan izin studi observasi sebagai syarat keberangkatan, sebagai bukti fisiknya saya screenshoot dan print izn orang tua tersebut. Akhirnya dengan bukti tersebut barulah keluar surat izin studi observasi dari Sekolah dan Dinas KaCabDin WilVII Pessel.

Saya mencoba mengambil keputusan berdasarkan materi pada modul 3.1  Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang sudah saya pelajari. Paradigma yang terjadi dalam kasus tersebut diatas adalah dilema etika individu lawan masyarakat  (individual vs community ) dimana dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan

sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya yaitu guru dengan murid, dan guru dengan kepala sekolah bersama unsur pimpinan, kemudian prinsip yang saya ambil yaitu berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking). Saya mencoba menggunakan 9 langkah untuk pertimbangan bahan pengujian dan pengambilan keputusan yang akan diambil sehingga dapatlah sebuah keputusan yang tepat yaitu dengan cara membangkitkan semangat, motivasi belajar murid, serta budaya positif murid dengan bersosialisasi di lingkungan alam dan masyarakat di luar sekolah melalui studi observasi pada KD dinamika hidrologi, dengan mengupayakan tindakan mengajukan proposal studi observasi dengan syarat mendapatkan izin dari orang tua, kepala sekolah dan dinas pendidikan setempat. Itulah salah satu aksi nyata saya dalam mengambil sebuah keputusan berdasarkan permasalahan yang sudah dijelaskan diatas.


      Dokumentasi aksi nyata :

C:\Users\lenovo\Pictures\siswa tidak bersemangat belajar.jpg

     Keadaan pembelajaran di kelas sebelumnya terlihat monoton, kurang bersemangat belajar

       C:\Users\lenovo\Pictures\siswa diurus izinnya bersm unsur pimpinan.jpg

Pembahasan guru bersama kepala sekolah dan unsur pimpinan dalam rencana studi observasi

C:\Users\lenovo\Pictures\siswa dapat izin orang tua.jpg

Bukti fisik izin dari orang tua yang menyetujui murid mengikuti stusi observasi

C:\Users\lenovo\Pictures\siswa di cinangkiak.jpgC:\Users\lenovo\Pictures\siswa wanancara di cinangkiak.jpg

C:\Users\lenovo\Pictures\siswa wawancara di kebun teh.jpgC:\Users\lenovo\Pictures\siswa foto bersama di cinangkiak.jpg

Kegiatan studi observasi kenampakan lahan/alam  hidrologi di Kab. Solok dan   wawancara bersama masyarakat setempat.


Perasaan ( Feelings )

Saya sebagai pemimpin pembelajaran semakin bertambah wawasan, dapat menerapkan ilmu yang saya sapat dari modul 3.1 ini, saya senang menjalani rangkaian tindakan dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Saya merasa tertantang dan termotivasi untuk melakukan suatu keputusan bijak sebagai bentuk solusi atas permasalahan yang terjadi di sekolah saya sehingga, keputusan yang saya ambil tepat dan dapat memenuhi segala kebutuhan belajar murid. 

Dalam proses pembelajaran ini saya mengajak peserta didik dan rekapn sejawat/guru berkolaborasi  untuk bersama-sama membangun kembali motivasi, semangat , inovasi murid mengembangkan pemikiran dalam studi observasi budaya positif di alam dan masyarakat, yang selama ini menurun akibat pembelajaran yang monoton di kelas saja. Pada proses ini, saya bersama rekan sejawat mengalami kendala dalam pengurusan tata cata aturan perizinan membawa murid belajar ke luar lingkungan sekolah, namun dengan kerjasama tim hambatan dapat diatasi dengan solusi yang tepat atas permasalahan yang terjadi sehingga nanti didapat keputusan  bijaksana, bermanfaat untuk mengatasi  masalah ini. Dengan menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah-langkah pada materi modul 3.1 memudahkan saya dalam mengambil keputusan yang tepat

Penerapan ( Future )

Setelah mendapatkan keputusan yang tepat saya mencoba menerapkan solusi dari permasalahan tersebut secara rutin pada periode tertentu, terjadwal, terencana, terlakana sesuai prosedur. Menghasilkan pembelajaran bermakna bagi murid, menciptakan suasana belajar aman nyaman kreatif inovatif berkarya, berkolaborasi bersama murid, rekan guru, kepala sekolah dan unsur pimpinan, orang tua murid serta bersosialisasi di lingkungan sekolah dan lingkungan alam tanpa terlepas dari tujuan pendidikan sebenarnya. Yang pada akhirnya terpenuhilah kebutuhan belajar peserta didik yang dapat meningkatkan semangat,motivasi,kreati, inovatif, kolaboratif, sikap dan prestasi secara berkelanjutan dan terintegrasi dalam proses pembelajaran, menanamkan nilai kebajikan universal untuk semua warga sekolah.

Postingan populer dari blog ini

Koneksi Antar Materi👍